CARA KERJA OBAT PRE DAN EKLAMPSIA
1. Magnesium Sulfat
Mengahambat atau menurunkan
asetikolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi
neuromuskular. Transmisi neuromuscular membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada
pemberian magnesium sulaft, magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran
rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion
kalsium dan ion magnesium) kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat
menghambat kerja magnesium sulfat.
2. Fenitoin
Pada korteks motoris yaitu
menghambat penyebaran aktivitas kejang. Kemungkinan hal ini disebabkan
peningkatan pengeluaran natrium dari neuron dan fenitoin cenderung menstabilkan
ambang rangsang terhadap hipereksitabilitas yang disebabkan perangsangan
berlebihan atau kemampuan perubahan lingkungan di mana terjadi penurunan
bertahap ion natrium melalui membran. Ini termasuk penurunan potensiasi paska
tetanik pada sinaps. Fenitoin menurunkan aktivitas maksimal pusat batang otak
yang berhubungan dengan fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand mal).
3. Diazepam
Diazepam melewati barier plasenta
dan dapat menyebabkan depresi pernapasan pada neonatus, hipotensi dan hipotermi
hingga 36 jam setelah pemberiannya. Depresi neonatal ini hanya terjadi bila
dosisnya lebih dari 30 mg pada 15 jam sebelum kelahiran.
4. Hidralazin
Merelaksasi otot polos arteriol
secara langsung dan vasodilatasi yang terjadi dapat menimbulkan reaksi kompensasi
yang kuat berupa peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung, serta
peningkatan renin plasma dan retensi cairan yang akan melawan efek hipotensi
obat. Penurunan tekanan diatolik lebih besar daripada tekanan sitolik.
Absorpsinya melalui saluran cerna dan hamper sempurna.
5. Labetalol
Memblokir reseptor adrenergic yang
memperlambat kecepatan sinus jantung, menurunkan resistansi peripheral
vascular, dan menurunkan output kardiak.
6. Nifedipin
Nifedipin bekerja
sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion kalsium masuk ke dalam
otot jantung dari luar sel. Karena kontraksi otot polos tergantung pada ion
kalsium ekstra seluler, maka dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan
efek inotropik negatif. Demikian juga dengan Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio
Ventrikuler (AV) akan menimbulkan kronotropik negatif dan perlambatan konduksi
AV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar