Efek Samping dan Cara Mengatasi
Menggunakan obat bius memang sudah merupakan kebutuhan
untuk tindakan medis tertentu. Sebagaimana penggunaan obat-obatan, anestesi
juga memiliki risiko tersendiri. Bius lokal, efek samping biasanya merupakan
reaksi alergi. Namun, pada anestesi regional dan umum, Roys menggolongkan efek
samping berdasarkan tingkat kejadian.
1. Cukup
Sering
Dengan angka kejadian 1 : 100 pasien, prosedur
anestesi dapat menyebabkan risiko efek samping berupa mual,muntah, batuk
kering, nyeri tenggorokan, pusing, penglihatan kabur, nyeri kepala, pusing,
penglihatan kabur, nyeri kepala, nyeri punggung, gatal-gatal, lebam di area
injeksi, dan hilang ingatan sementara.
2. Jarang
Pada angka kejadian 1 : 1000 pasien, anestesi dapat
berisiko menyebabkan infeksi dada, beser atau sulit kencing, nyeri otot, cedera
pada gigi, bibir, dan lidah, perubahan mood atau perilaku, dan mimpi buruk.
3. Sangat
Jarang
Risiko yang sangat jarang terjadi dengan angka
kejadian 1 : 10.000/ 200.000 pasien, diantaranya dapat menyebabkan cedera mata,
alergi obat yang serius, cedera saraf, kelumpuhan, dan kematian.
Efek samping ini bisa permanen jika sampai menyebabkan komplikasi seperti
cedera saraf yang menyebabkan kelumpuhan. Atau, pada kasus infeksi dada
disertai penyakit jantung, memperbesar risiko komplikasi penyakit jantung.
Cara Mengatasi
Untuk menghindari terjadinya efek samping dan
resistensi terhadap obat bius, sebaiknya pasien benar-benar memastikan kondisi
tubuhnya cukup baik untuk menerima anestesi.
1.
Menghentikan penggunaan obat anelgetik, paling tidak 1-2 hari sebelum dilakukan
prosedur anestesi.
2.
Menghentikan konsumsi obat-obatan yang berefek pada saraf pusat seperti morfin,
barbiturat, amfetamin dan lainnya,paling tidak 1-3 hari sebelum anestesi
dilakukan.
3. Berhenti
mengonsumsi alkohol paling tidak 2 minggu sebelum penggunaan anestesi,
4. Berhenti
merokok setidaknya 2 minggu sebelum anestesi dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar